Ben, masih dalam masa percobaan dalam Departemen Merger dan Akuisisi, posisi yang sangat kompetitif di perusahaan Marden Group. Saat ini Ben ditugaskan untuk meyakinkan para pemilik Allen&Augustine, yang telah berpuluhpuluh tahun memproduksi kursi dengan kualitas tinggi, untuk menyetujui rencana merger dengan Marden Group. Berhubung seluruh karyawan Allen&Augustine yang berjumlah kira-kira 500 orang telah mengikuti program kepemilikan saham oleh karyawan, mereka juga disebut sebagai pemilik. Jadi bisa dikatakan, Ben harus meyakinkan 500 orang agar mau menyerah dan mengikuti rencananya.rn Pemungutan suara tak resmi pada awal kemunculannya membuat Ben yakin bahwa usahanya kali ini tak akan mudah. Ben kemudian memutuskan untuk menghabiskan waktu seminggu di perusahaan tersebut untuk melakukan pendekatan secara personal terutama kepada keempat pendiri Allen&Augustine.rn Pertemuan pertamanya di minggu itu adalah dengan Allen, salah satu pendiri sekaligus direktur utama dan kepala bagian Perencanaan. Dari pria itu, Ben memperoleh pelajaran bahwa hal terpenting bagi setiap orang yang ingin memimpin organisasi apapun adalah jangan pernah lupa darimana orang itu berasal. Membangun perusahaan bahkan membangun apapun adalah tindakan iman. Sebgai pemimpin, tugas anda adalah memegang teguh gambaran besar dan memperhatikan kemana anda sedang menuju. Lalu tetaplah berfokus pada tujuan itu, walaupun tidak ada yang peduli. Setiap kali menghadapi tantangan dan mengalami pergumulan, yang membuat kita mampu melewatinya adalah memperhatikan.rn Kemudian Ben bertemu dengan Augustine, salah satu pendiri lainnya, yang memberitahunya bahwa karyawan adalah nyawa perusahaan tersebut. Karena setiap manusia memilki berbagai sifat dan kemampuan alami yang menakjubkan namun terjebak di dalam dirinya, maka kita harus mampu memberinya kepercayaan.rn Dalam usahanya meyakinkan Allen&Augustine untuk merger, Ben berkonsultasi dengan Claire, pakar pemasaran terkemuka yang pernah bekerja paruh waktu di Allen&Augustine. Secara tak sengaja Ben juga bertemu dengan Bibi Elle, yang misterius namun mengajarkannya banyak hal mengenai kepemimpinan. Bahwa merespon lebih baik daripada bereaksi. Mengalah adalah memberi, tetapi bukan menyerah karena membiarkan orang lain menang adalah awal dari kemenangan kita. Ketika kamu mengharapkan yang baik, yaitu mereka bersikap membantu, bukan mereka yang berubah. Yang diubah justru dirimu. Lalu perubahan dalam dirimu itu akhirnya mengubah mereka. Pada akhirnya, seberapa efektif dan seberapa besar pengaruhmu ditentukan oleh niatmu. Tetapi membuat orang lain melakukan apa yang kamu mau, baik mereka rela melakukannya atau tidak, hanya manipulasi. Sebaliknya, membuat orang lain melakukan apa yang sesungguhnya mereka inginkan, itu baru namanya prestasirn Seberapa besar pengaruh kita ditentukan oleh seberapa banyak kepentingan orang lain yang akan kita dahulukan. Anda tidak bisa memimpin dengan efektif jika anak buah anda tidak mempercayai Anda. Dan mereka tidak akan mempercayai Anda, jika Anda tidak lebih dulu mempercayai diri sendiri.rn Kita sering menyamakan kerendahan hati dengan kurang percaya diri atau rendah diri atau bersikap rendah hati berarti bersikap lemah. Justru, semakin rendah hatimu, semakin kuat karaktermu. Atau ungkapan lain Bibi Elle ??rang yang menorehkan prestasi hebat yang terus dikenang dunia, mengawalinya dengan prestasi kecil yang tak disadari dunia??Seorang pemimpin tidak pernah menuntut orang lain mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakannya sendiri. Ia langsung terjun ke lapangan dan mempelajari segala hal terlebih dahulurn Bagaimana kisah pertemuan Ben dengan dua pendiri Allen&Augustine lainya dan siapa sebenarnya sosok Bibi Elle itu? Apa yang dikatakan Ben di hadapan lima ratus karwayan Allen&Augustine pada hari pemungutan suara resmi? Dan apakah Allen&Augustine akhirnya menyetujui rencana merger tersebut? rnBaca kisah selengkapnya dalam buku yang ringan namun sarat dengan pelajaran mengenai kepemimpinan ini. (Reviewer : Greeta MM, (SQM-AAM).)