Bagi yang sudah pernah membaca buku atau tulisan Mitch Albom sebelumnya, seperti The Five People You Meet in Heaven (Meniti Bianglala) atau Tuesdays with Morrie (Selasa Bersama Morrie), membaca Have a Little Faith sebetulnya seperti membaca lanjutan rangkaian kisah kebijaksanaan yang didasarkan pada kisah nyata. Kali ini, Mitch menceritakan suatu kisah perjalanan iman seorang Rabi bernama Albert Lewis dan seorang Pastor bernama Henry Covington.rnrnCerita bermula dari permintaan Lewis kepada Mitch untuk menyampaikan eulogi (ucapan atau tulisan yang memuji atau menghormati seseorang, terutama yang sudah meninggal dunia, biasanya dibacakan pada saat pemakaman orang tersebut) terakhir untuknya. Sampai saat itu, yang diketahui Mitch tentang Albert Lewis tak lebih dari yang diketahui pendengar tentang tokoh di mimbar, sebagai Rabinya, orang yang membimbing umatnya ke surga. Oleh karena itu, permintaan Reb saat itu mengantarkannya pada pertemuan-pertemuan rutin dengan tujuan untuk lebih mengenal Reb sebagai seorang ??anusia??biasa.rnrnDari pertemuan satu minggu yang berubah menjadi satu bulan, satu bulan menjadi satu tahun, dan satu tahun menjadi delapan tahun tersebut, Mitch mengenal Reb lebih jauh, mengenal pemikirannya, mengenal teori hidupnya, dan di atas segalanya, mengenal pandangannya mengenai keyakinan dan iman. Sebagai seorang Rabi Yahudi yang membimbing suatu lingkungan di sebuah sinagoga yang terletak di antara dua gereja ??tugas yang tidak mudah ??Reb mampu menunjukkan bahwa dua keyakinan yang berbeda pun dapat berjalan beriringan secara harmonis karena menurutnya semua orang dengan agama apapun di dunia adalah keluarga. Dari pertemuan dan diskusi-diskusinya dengan Reb, Mitch seperti diingatkan kembali untuk belajar mencintai sesamanya. Pada suatu malam, saat sedang berada di rumah penampungan di tengah kota untuk misi bantuan Kristen yang dipilihnya sebagai sumber tulisan dan pengalaman, Mitch bertemu seorang lelaki yang kemudian memotivasinya untuk mengadakan badan amal bagi para tunawisma. Pengalaman ini jugalah yang mengantarkannya untuk mengenal seorang Pastor bernama Henry Covington. Kisah masa lalu Henry yang kelam pada awalnya membuat Mitch tidak terlalu memercayai Pastor itu, tetapi seiring berjalannya waktu, ia belajar bahwa dengan sedikit keyakinan, orang dapat memulihkan berbagai hal, benar-benar berubah, dan pada saat itu, orang tak bisa lagi tidak yakin. Akhirnya, seperti yang dikatakan oleh Mitch dalam penutup buku ini, pada awalnya muncul pertanyaan.rnrnAkhirnya, pertanyaan itu terjawab. Tuhan menyanyi, kita ikut bersenandung, dan ada banyak melodi, tetapi semuanya adalah lagu yang sama ??lagu manusia yang indah. Kedua kisah perjalanan hidup yang diceritakan dalam buku ini mungkin memiliki banyak perbedaan (sama seperti halnya setiap orang memiliki kisahnya masing-masing), tetapi dari kisah yang berbeda itu, kita bisa mendapatkan suatu pembelajaran hidup yang akan mengantarkan kita menjadi manusia yang lebih bijaksana.(Reviewer : Fenny - Clinical Research)