Image of Merajut Mimpi di Sudut Negeri

BOOKS

Merajut Mimpi di Sudut Negeri


Menjelang Idul Fitri ini, aku mendapat banyak pertanyaan dari murid-murid, orangtua murid, dan masyarakat desa yang kebanyakan pemeluk agama Budha. Pertanyaan-pertanyaan seperti: ??apak nak raya (di) mana??? ??apak (hari) raya (Idul Fitri nanti di) sini (Titi Akar)??? ??apak (hari) raya (Idul Fitri) kok (tidak) balik kampung??? sering menyerangku belakangan. Aku berprasangka baik, mereka akan bergantian datang mengunjungi dan memberikan salam ??elamat hari raya??kepadaku pada Idul Fitri nanti. (Dikutip dari kisah ??arna-Warni Nusantara di Ujung Negeri?? halaman 40-43)rnrn??yo, Rahma, sedikit lagi!??Aku berusaha terus menyemangatinya. Akhirnya si kancil yang manis ini berhasil mencapai garis finish di urutan pertama. Aku dan murid-murid yang lain spontan bersorak, ??oreeeeee??oreeeee??ahmadanti, kamu juara!??Rahma langsung bersujud syukur dan memeluk teman-teman ceweknya. Lalu dengan suara terengah-engah ia mengatakan, ??eman-teman, kita berhasil menaklukkan ketidakmungkinan itu, untuk membuat sejarah bagi kita dan sekolah kita.??(Dikutip dari kisah ??ahmadanti, Siswi yang Mampu Menaklukkan Ketidakmungkinan?? halaman 64-68)rnrn??elamat Natal, Bu Monica.??Sebuah suara kecil malu-malu terdengar di belakangku. Kubalikkan sedikit kepalaku mencari sumber suara yang ternyata berasal dari seorang gadis kecil berkerudung putih yang sedang menyodorkan tangannya sambil tersenyum canggung. Agak lama kutatap anak itu, barulah kubalikkan badanku seutuhnya, kuraih tangan kecil itu dengan senyum gembira dan kuucapkan terima kasih. Sebuah ucapan Natal yang tak pernah terpikirkan olehku. Di sini, di sebuah sudut kecil di Pulau Kalimantan, pertama kalinya aku mendapatkan ucapan Natal dari seorang anak yang mungkin baru pertama kali dalam hidupnya memberi ucapan Natal. (Dikutip dari kisah ??elamat Natal Badriah?? halaman 211-212)rnrnPenggalan-penggalan kisah di atas dituliskan oleh para Pengajar Muda Angkatan VII Indonesia Mengajar, suatu gerakan yang bertujuan untuk mengajak semua pihak untuk ambil bagian dalam menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia, khususnya dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengajar muda sendiri adalah generasi muda terbaik bangsa yang direkrut, dilatih, dan dikirimkan oleh Indonesia Mengajar untuk mengabdi di masyarakat sebagai guru di daerah terpencil selama 1 tahun.rnrnPenggalan-penggalan kisah yang dikumpulkan menjadi suatu buku ini memberikan gambaran cerita sepenggal pagi yang berbeda-beda bagi jutaaan anak Indonesia. Lepas dari kegelapan malam, jutaan anak secara serentak berpesta pagi, meloncat-loncat riang menuju sekolah, menciptakan suatu pesta besar setiap pagi. Namun, pada kenyataannya hidup tidak seindah itu. Di balik keceriaan anak-anak tersebut, ada jutaan orangtua yang berjibaku mencari sumber kehidupan dan uang untuk menyekolahkan anak-anak tersebut. Ada jutaan guru dan kepala sekolah yang harus menata diri lebih awal untuk menyiapkan ruang pesta setiap hari. Bahkan, ada tukang sampan dan supir angkot yang bekerja setiap hari karena terikat oleh perjanjian kecil dengan penumpang istimewanya. Pesta besar disiapkan dengan suatu kerja keras yang penuh peluh serta tantangan di sana sini.rnrnMelalui penggalan-penggalan kisah yang dibagikan oleh para Pengajar Muda selama ??asa bakti??mereka, kita jadi lebih paham apa makna tidak bersekolah bagi seorang anak yang langsung dinikahkan oleh orangtuanya begitu lulus sekolah dasar. Kita jadi tahu alasan ketika seorang anak terpaksa harus meninggalkan sekolah untuk membantu orangtuanya bekerja di ladang. Kita juga jadi ikut merasakan perjuangan anak-anak yang harus menempuh perjalanan berat hanya untuk pergi bersekolah setiap pagi. Demikian pula, kita jadi mengerti bagaimana perasaan seorang anak ketika berhasil masuk dalam kompetisi nasional dan harus naik pesawat untuk pertama kalinya ke Jakarta.rnrnSeperti yang disampaikan oleh Bapak Hikmat Hardono, Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, dalam kata pengantarnya untuk buku ini, kumpulan penggal-penggal cerita ini mewakili sebagian kisah tentang Indonesia kita. Indonesia kita adalah volume dari seluruh penggal cerita dari tiap momen perjalanan matahari, dari pagi hingga pagi kembali. Hanya ketika kita tahu maknanya, kita sungguh bisa merasakan arti pesta besar rutin itu. Saat Saudara Matahari datang setiap pagi????ami tidak melakukan hal-hal besar setahun ini. Kami hanya HADIR di tengah-tengah mereka dan menjadi bagian dari cerita mereka. Kami dicintai, dimanja, dan telah menjadi bagian dari sebuah keluarga.??(Stefanus Onggo, Pengajar Muda VII Indonesia Mengajar)(Reviewer : Fenny - Clinical Research)


Availability

080.NM.15Available

Detail Information

Series Title
-
Call Number
153.2 PEN m
Publisher PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.,
Collation
-
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-0319-148
Classification
-
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To Previous